CHIBREHOM[1]
Kau telah tahu seresep obat hati
Tapi seakan itu tak berarti
Kau terlantarkan hati hingga hampir mati
Dalam tubuh sehat kuat
Dalam perut gendut
Chikal Brengsek Hobi Makan
Kau tak beda dengan ayam peternakan
Sama saja dengan kambing anjing kucing atau serigala hutan
Chikal Brengsek Hobi Makan
Sampai kapan kau umbar keinginan?
Tak kau dengarkah
Sang teladan ikatkan batu saat tiga hari tak makan
AKU KAU DIA DAN MEREKA[2]
Demi dia
Kau usir aku
Demi dia
Ku usir kau
Tapi kenapa tak kita usir mereka?
Demi dia tak ada waktu untukku
Demi dia tak kusisihkan waktu untukmu
Tapi mengapa dengan mereka kita masih
leluasa bertemu
Demi dia tak ku buka dulu pintu untukmu
Demi dia kau lari dariku
Tapi kenapa sapa mereka kita balas tanpa ragu
Ah harusku
Tak kau tak pula mereka
Harusmu
Tak aku tak pula mereka
Semua untuknya
Demi dia tak ada aku atau kau
Apalagi mereka
Sebelum jadi dia
Dia Jadilah aku
Dia Jadilah kau
Maka kita bersama serta dia
TAPAK SABDA[3]
Masih jelas dalam telusur
Tapi pandang semankin mengabur
Jiwa jumawa cibirkan dusta
Tapak sabda dianggap tak beda
Dengan rangkai kata para pujangga
Dan di ubah seenaknya
Di anggap tak lebih dari karya sastra
Tak lepas dari alpa kata
Hei tak kau bacakah?
Beranikah kau jawab tantangannya
Fa’tuu bisurotin min mitslih
Lalu kenapa masih ragu?
Kenapa kau anggap ia bukan kalam ilahi
Ah dirimu
Berotak cerdas berhati tak waras
140809
MERDEKA!
Tak ada yang boleh menuntutku kecuali Dia
Tak ada yang boleh memaksaku kecuali Dia
Tak ada yang boleh menjajahku kecuali Dia
Tak ada selain Dia yang ku sembah cinta
Tak kau
Tak mereka
Tak pula aku sendiri
Rabbi
Merdekalah aku dari siapapun selain Engkau
Ku tebus diri dari selain Engkau
150809
17 AGUSTUS
Terima kasih para pejuang
Semoga terbalas jasamu
Dengan nikmat yang tak semu
Derajat telah terangkat
Jangan buat juang mereka terbuang
Tunjukkan bukti bakti
Teruskan langkah yang masih tertatih
Merdekamu berharga nyawa
Bisakah kau isi dengan tanpa jumawa
Kau isi dengan tambah wibawa
Dengarkan seruan mereka
Kuhadiahkan untukmu merdeka
Maka jangan kau buat aku menutup muka
Mengisinya penuh durhaka
Aku tak pernah rela bahkan akan sangat murka
Ila arwaahi para pejuang kemerdekaan
150809
Matilah himmahku saat ia mencakar
Suntuk penat bosan
Kau tahu kapan dia datang?
Kau tahu kenapa dia bertandang?
Kucari dalam diri
Dan ku mengerti
Dia datang saat kau undang
Kau undang dia saat waktu banyak terbuang
Kau undang dia saat kau biarkan angan melayang
Ku pelajari beratus hari
Jelas ia tak mau bertamu
Saat ku paksa diri lelah di majlis ilmu
Malalah pergilah..!
Dlojar enyah kau ku hajar..!
140809
SAKSI PUISI
Sinis mereka bertanya padaku
Untuk apa kau buang waktu mengukir kata?
Tatap benci mereka sadis mencaci
Sampah bualan!
Kutanya diri untuk apa?
Adakah itu sungguh berarti?
Apa yang kau cari?
Diri membuka lembar pertama
Saat mula pena ku peluk
Tak ada yang kutuju
Selain membuat saksi bisu
Tak ada yang kucari
Selain teman kepenatan
Lembar kedua
Pena yang ku peluk tawarkan harga
Aku pun tergoda
Pena semakin erat kugenggam
Demi selintas bayang uang
Ternyata bayangan serupa khayalan
Tak menjadi kenyataan
Lembar ketiga
Penaku bukan hanya teman kepenatan
Bukan juga lahan penghasilan
Dia adalah saksi diri
Sebelum ku di persaksikan
Kutanya penaku
Kenapa harus puisi?
Halus dia berbisik
Tanyalah sendiri
Kuhampiri cantik puisi
Lalu
Dalam rona merah pipi
Bibir seksinya bernyanyi
Padaku ada indah
Padaku ada penawar susah
Padaku kau bisa sisipkan pengaduan ajukan permohonan tunjukkan pemberontakan
Kutanya bagaimana dengan mereka?
Dia menjawab tegas
Untuk apa kau peduli mereka
Akulah saksi antara kau dan Dia
Kenapa harus kau lirik mereka
Jalan padaNya tak harus sama
Kenapa harus selalu sama dengan mereka
Bukankah kita tercipta dengan potensi berbeda?
Kutatap cantik puisi
Apa yang harus kulakukan padamu?
Bibirnya kembali bernyanyi
Buatlah aku semakin berisi
Dengan fakta nyata dalam diri
150809
Mesra tak pantas telah bias
Sebentar hadir mengukir pandir
Kini dia telah mati
Berganti sejernih hati
Membawa cinta yang lebih sarat isi
Sejenak renung menyesak
Angin gemerisik berbisik
Hati-hatilah
Talbis iblis berloncatan lincah
Jamgan kau hidupkan diamu lagi
Jika enggan terluka lebih parah
Aku tersenyum terima kasih
Dia telah mati
Tak boleh hidup lagi sebelum restu suci
Dia telah mati
Di bantai sadar akal
150809
KAU BUKAN KELEDAI
Luthfi
Mana IQ[7]mu?
Mana EQ[8]mu?
Mana SQ[9]mu?
Mana intuisi[10]mu?
Kau bukan keledai dalam matsal ayat al-Jumu’ah [11]bukan?
Atau memang engkaukah yang hanya menumpuk ilmu
lalu tak mau tahu dan pura-pura tak tahu?
IQ semakin kau tumpulkan oleh bertumpuk hiburan
EQ kau bekukan dengan dingin kepongahan
SQ kau matikan dengan pembangkangan
Intuisi kau berangus dengan kelalaian
Luthfi
Kau bukan keledai
Kau tuliskan mutiaraku
Nyata belum juga kau tata tingkah laku
Aku tertunduk malu
Ku jawab ragu dan gagu
Chikal
Aku belum bisa turuti nasehatmu
Mungkin nanti semoga
150809
SYIFA[12]
Intuisiku tak lagi tajam
Tertutup awan hitam
SQku melemah
Ragu menjangkiti qalbu
EQku mati kaku
Tertancap panah beracun pongah
IQku melamban
Hiburan terlalu banyak kutelan
Bagaimana ini Kawan?
Aku lari
Pak tua berjanggut putih kuhampiri
Sarung lusuhnya kutarik penuh iba diri
Penuh lembut dia berujar
Lut iqroilquran
Obat segala yang kau keluhkan
Kusungging senyum
Terima kasih Yai
Kulari lagi
Mushaf suci kudekati
Ah penuh duri
Kucicipi
Akh pahit sekali
Aku mundur teratur hendak kabur
Pak tua menegur
Lut sabarlah untuk bisa merasakan halus dan manisnya
150809
RAYUAN MALAM
Malamku lembut berbisik
Aku rindu
Sedikit kucubit ia sebelum datang enggan
Sewajah tanya pun terisak sendu
Apa yang terjadi padamu?
Aku menggeleng entah
Lalu ia merayuku tanpa malu
Hai..
Sepertigaku penuh rohmah
Tak maukah kau menjemputnya?
Aku mengangguk lemah
Baiklah
Di sehampar sajadah tangan tengadah harapkan ijabah
Ilahi
Mudahkan aku menuju nurMu
Limpahkan padaku rohmahMu
Kulihat malam kerlingkan mata seakan berkata
Aku takkan berhenti merayu
Agar tak jemu kau mengisiku dengan lantunan ilmu
Agar tak bosan kau menghiasiku dengan kidung ayat keindahan
160809
ANGIN TAK SEARAH ANGAN
Lantun Basit[13] Mutanabbi[14] menyentak diri yang terus berontak
Diri yang sedang lupa seakan siap menentang siapa saja
Bahkan Tuhan
Perlahan diri merenungi
Memang cita-cita dan rencana boleh di tata
Sekarang begini besok begitu tapi pastikah itu?
Kukidung ulang dalam cuaca mendung
Kembali ia meresap
Memang
Sadar takdir tak boleh pudar
Sertai diri mengejar ingin
Sadarku sedikit memulih
Ya
Angin seringkali tak bersetuju dengan arah perahu
Maka ingin pun tak selalu terlaksana
Kulangkah kaki tanpa goyah
Menata rencana
Hati kukuh berkata
Semua ketentuan telah tertinta
Langkahmu hanya jalani tugas semata
Berhasil atau nihil bukan urusan kita
Angin
Bertiuplah searah angan
Itu yang kuingin
Andai kau enggan
Kuarahkan angan searah inginmu dengan hati tetap dingin
Curug Sawer 180809
PERENUNGAN
Aku terpaku mengiblat
Hening hingga sebisik suara datang mengaku sebagai obat
Kusimak ia
Berapa kali sudah kukatakan padamu
Lahir adalah cermin batin
Ketika lahirmu tak patuh
Nyata batinmu keruh
Ketika batinmu gelisah
Lahirmu pun berkeluh kesah
Kutanya aku harus bagaimana?
Tolol..! jawabnya
Andai kau mau tenang dalam lingkar pelajar
Jangan biarkan hatimu bergaul dengan mereka yang kurang ajar
Andai kau mau tenang dalam dosa
Jangan biarkan hatimu mendengar ancaman bagi para pendurhaka
Kau bebas memilih
Ingin tenang dalam hal apa
180809
AKU DAN ANJING[15]
Anjing
Kau selalu lapar
Sedangkan aku?
Ah kau lebih serupa dengan para solih
Anjing
Kau hanya sebentar tidur malam
Sementara aku?
Ah kau lebih dekat dengan golongan mutahajjid
Anjing
Kau sangat setia pada tuanmu
Sementarra aku?
Nyata kau lebih mirip para siddiq
Anjing
Matimu tak tinggalkan warisan
Mirip para zahid
Anjing
Kau tak pernah peduli tempat
Selalu terima apa adanya
Anjing
Kau hanya menatap tanpa meminta
Nyata aku?
Kau lebih berakhlak masakin
Anjing
Saat dilempar dan di usir
Kau tak marah juga tidak dengki
Sedang aku?
Anjing
Kau selalu mengalah
Sedangkan aku?
Kau lebih dekat para hamid
Anjing
Kau merasa cukup dengan satu pemberian
Sedang aku?
Kau lebih qona’ah
Anjing
Kemana saja kau pergi
Tak pernah kau bawa bekal
Sedang aku?
Nyata kau lebih tawakkal
Anjingku
Kemarilah kudekap
Ajari aku sifat-sifat muliamu
180809
AKU BUKAN PLAGIATOR
Aku ya aku
Bukan kau bukan dia bukan pula mereka
Tak seperti kau tak seperti dia tak seperti mereka
Andai sekali aku kau
Andai kapan aku dia
Andai satu saat aku mereka
Anggaplah itu kebetulan belaka
kalaupun aku serupa kau
Setingkah dia
Segaya mereka mereka
Itu tak ku sengaja
Aku ya aku
Begini adaku
Tak ada yang ku reka-reka
Tiada kedok tutupi bobrok
Tanpa topeng penyamar coleng atu tameng penadah salah
Aku ya aku
Tak mau membeo apalagi di anggap pembeo
Aku ya aku
Tak peduli bagaimana penilaianmu
Tak ambil pusing puji pun caci mereka
Maka jangan kau keliru
190809
SAPA SEGELAS KOPI PANAS[16]
Selamat pagi Fie
Pujilah Dia atas nikmatku
Bersama surya yang start bersinar
Bersama tatap segar tubuh bugar
Panasku ‘
Pahitku ‘
Hitamku ‘
Sentuh panasku dengan bibir dingin
Cicipi pahitku dengan lidah manis sangka
Tatap hitamku dengan bening mata jiwa
Ku jamin hari-harimu di penuhi juman[17]
Ku yakin detik-detikmu menjadi barang antik
Kau takkan lagi picik apalagi keliru sudut pandang sekali lagi selamat pagi dan tentu saja selamat mengkaji
150809
TUAN RAMADHAN
Eh kamu
Mari masuk silahkan duduk
Sudah siapkah dengan latihan yang kusiapkan?
Perut farji tangan kaki mulut mata telinga hati
Semua harus kau awasi di rumahku ini
Rumah ini kusiapkan bukan untuk mayat-mayat
Aku terhenyak
Tuan Ramadhan bagaimana kau melihatku?
Bisakah aku betah sebulan di rumahmu?
Si Tuan menjawab
Iman yang membawamu datang kemari
Islam yang akan membuatmu nyaman di sini
Ihsan yang akan membuatmu berusaha membuat segala suasana seperti di rumah ini
Tuan apakah ketiganya ada padaku?
Sebentar si Tuan diam
Tanyalah dirimu sendiri ujarnya seraya suguhkan kopi pahit
210809
SUNGGUH[18]
Sungguhku telah singgah di teras rencana sebelum tunggu memaksaku anggukan dagu
Tapi ragu suntikkan ganggu adakah sungguhmu seumpamaku?
Kutanya pelan rembulan di balik awan
Ia pun layangkan bisikan “serahkan urusan ini pada Tuhan”
Kutajamkan tatap
Heh kau fikir aku tak mengerti hal itu
Kutegaskan padamu
Itu bukan ‘tuk di ucap lahirkan
Lahirmu Mu’tazilah[19] batinmu Jabbariyyah[20] maka kaulah Asy’ariyyah[21]
Rembulan pun tergagap lalu hendak lari
Mau kemana kau? Pekikku mencekal
Dengar! Aku tak butuh ucap lahir itu
Sungguh yang singgah akan lebarkan langkah
Andai sungguh apapun di tempuh
270809
Pa_Bu_A_Ran [22]
Pagi buta
Saat masih berat mata
Serak kudengar suara sobat lantunkan ayat-ayat
Begitu meresap dalam senyap
Saat ayat rohmat hati meminta penuh harap
Saat ayat adzab dia kalap
Saat ayat hukum dia manggut mafhum
Saat ayat kisah dia petik ibrah
Pagi buta asyiknya Quran
Kapan itu kurasakan?
Pagi buta asyiknya Quran
Kapan itu menjadi kerinduan?
Pagi buta asyiknya Quran
Kapan itu terasa lebih asyik dari bercakap lewat seluler dengan tarif gratisan? Dari berpacaran?
Kapan Chikal?
050909
SHOLAWAT[23] RAKYAT ‘TUK
Tuhanku
Jadikan ini sebagai obat
Penyubur taat kami sebagai rakyat
Penyembuh jiwa kami para pejabat
Tuhanku
Pejabat kami orang-orang hebat
Pejabat kami orang-orang kuat
Tega melihat rakyat sekarat
Maka buatlah mereka lebih kuat dan hebat dengan hati yang tak terselimut pekat
Tuhanku
Pejabat kami orang-orang tangguh
Pejabat kami orang-orang kukuh
Tak peduli pada rakyat yang mengeluh
Maka buatlah mereka semakin kukuh dan tangguh dengan hati yang mudah tersentuh
Tuhanku sampaikan sholawat rakyat ini pada mereka para pejabat terhormat
210809
AKU BILANG JUGA APA
Aku bilang juga apa jangan kemaruk sekarang baru kau tahu kenapa
Aku bilang juga apa jangan turuti sekarang baru kau tahu kenapa
Aku bilang juga apa patuhi sekarang baru kau tahu kenapa
Aku bilang juga apa sedang-sedang saja sekarang baru kau tahu kenapa
Aku bilang juga apa tuluskan sekarang baru kau tahu kenapa
Aku bilang juga apa hindari sekarang baru kau tahu kenpa
Aku bilang juga apa fahami apa yang ku bilang biar seketika kau tahu kenapa
Ah dasar kau
Tapi tak apa
Kalau tak begitu hidup hampa tanpa hias alpa
Eeh segera perbaiki
Jangan lena dalam lupa
Tuh
100909
TULIS SATU LAGI
Neng aku lupa
tulis satu lagi ‘Q’ engkau idaman
Neng aku lupa
tulis satu lagi ‘U’ engkau impian
Neng aku lupa
tulis satu lagi ‘R’ engkau pujaan
Neng aku lupa
tulis satu lagi ‘A’ engkau harapan
Neng aku lupa
tulis satu lagi ‘N’ engkau keindahan
Neng aku lupa
tulis satu lagi ‘Q’ ‘U’ ‘R’ ‘A’ ‘N’ jangan tinggalkan aku
Neng aku lupa
tulis satu lagi ‘Q’ ‘U’ ‘R’ ‘A’ ‘N’ terima kasih sedia setia
Neng aku lupa
tulis satu lagi ‘Q’ ‘U’ ‘R’ ‘A’ ‘N’ aku merana tak di sampingmu
Neng aku lupa
jangan lupa judulnya TULIS SATU LAGI
100909
ITU ARTINYA
Itu artinya kita harus banyak berterima kasih
Itu artinya kita harus banyak meraba diri
Itu artinya masih banyak yang peduli pada kita
Itu artinya kita tak perlu memelihara dengki
Itu artinya jiwa kita masih mentah
Itu artinya hati kita masih tersentuh cinta
Itu artinya kau masih belum benar pasrah
Itu artinya diri belum sadar akan lemah
Itu artinya cari saja yang kau mampu
Ini artinya banyak sekali hal yang belum kita artikan
080909
JADI
Jadi kenapa harus melarikan diri
Jadi tak usahlah bermuka masam
Jadi buat apa panas hati
Jadi apa yang kau dapat dari kepalkan tangan
Jadi perbaiki saja dirimu
Jadi baguslah malu asal tak buat malu
Jadi dirimu adalah dirimu sekarang
Jadi kenapa kamu masih bermalas-malasan
Jadi kapan kita mau berubah polah
Jadi masih adakah tempat yang aman untuk berbuat jahat
Jadi memang terlalu banyak kesimpulan yang kita dapatkan hingga bingung dalam merealisasikan
Jadi gimana sekarang?
080909
MENURUT SAYA
Menurut saya
Tak usahlah ribut berebut perang mulut
Maju jika mampu mundur tak perlu di gusur
Menurut saya
Biarkan dulu mereka lakukan tugas
Agar mereka merasa luas
Menurut saya
Perbaiki saja diri tak perlu ingin di tiru apalagi berharap di gemari
Menurut saya
Keluarkan saja jangan di tahan biar tak jadi beban apapun ungkapkan biar mereka mengerti keadaan
Menurut saya
Perlakukan dirimu sebagai apa dirimu tak harus ikut menurut saya
Toh kamu juga punya menurut saya
070909
POTRETMU
Kupajang tapi hati tetap gersang
Kubingkai tapi jiwa tetap lunglai
Kuindah-indah tapi hati tetap gundah
Terlalu tinggi dinding lahir
Terlalu tebal kabut menyelimut
Apalah sebatas lahir walau itu tak boleh di pungkir
Apalah sebatas lafadz walau itu tak boleh di lepas
Aku ingin potretmu tergambar tanpa lagi pudar di hati yang telanjang dari aghyar [24]
Aku ingin poteretmu segarkan jiwa biar tak lagi jumawa
Aku ingin potretmu tak cuma jadi khayalan cicak dinding
Guru jika harapku tak berjawab aku tak ingin tahu kapankah itu
070909
RA_hma JAGA LU_thfi H_akimku
Sobatku Rahma
Gemericik hujan basahi lisan
Ia yang kelu kedinginan gigilkan pesan
Jaga Luthfi Hakimku
Ia pemuda berantakan buta tuntunan tak taat aturan
Nasehati dia dengan kelembutan
Tuturi penuh kebijakan
Semoga ia mau mendengarkan
Jangan pernah tertipu oleh manisnya bibir
Aku tahu jiwanya masih sangat getir lakunya masih demikian pander
Kasihani dia dengan sejuta cinta agar mau mendekati sang Maha cinta
Jangan segan apalagi enggan andai meemang kau berbelas kasihan
Mungkin tak lama lagi ia mati bersama jiwa yang gersang
050909
MEDITASI PUISI
Hening
Hanya asma mulia yang bergetar-getar dalam dada
Sang lisan pun pelan-pelan ikuti kemana ayunan janan[25]
Mata terpejam nyalakan lentera
Sayup aneka suara bisiki telinga entah milik siapa
Tubuh ini tiba-tiba menari sendiri
Dimana aku?
Asap putih menyelimut
Segera kubuka mata padamkan lentera
Kulihat diriku masih tegak bersila tak kemana-mana hanya di kamar ini sejak satu setengah jam yang lalu
050909
GEMPA 12 PUASA
Masyaallah lagi gempa menimpa
Tasik Bandung berkabung
Cianjur Ciamis menangis
Jawa Barat terperanjat
Bangunan memuing nyawa tinggalkan raga pilu selimuti rasa
Inikah permulaan zilzal[26]mu bumi? Inikah awal muntahmu? Sehingga kami semua harus bertanya kamu kenapa? Inikah awal hari yang pasti datang itu?[27]
Tidak Ilahi
Kami semua masih bersujud padaMu
Jangan dulu Kau datangkan walau hanya sebatas tanda mula
Astghfirullah innalillah la haula wala quwwata illa billah
030909
SI SANSAI[28]
Di tepian
Bocah ceking pipi cekung mata juling gontai melangkah memilah sampah
Bibirnya tak henti gemataran mungkin karena lapar yang di tahan
Lelah memaksanya selonjor bertikar tanah
Adzan dzuhur dari TOA menyelinap telinga yang basah nanah
Ia tak acuh saja
Si Sansai kembali melangkah lunglai mengais sampah berharap ada sisa makanan dari si Tuan Pongah
Chi tak inginkah kau berbagi dengan mereka?
13 Ramadhan ‘30H
RATAPAN SI SINTAL NAKAL
Di keremangan si Sintal nakal mangkal cari penghasilan
Wajah-wajah bedak tebal sama saling beraksi mengail si Bapak Royal dan Abang berkantong tebal
Malu dan nista dianggap hanya celoteh orang-orang sok soleh
Malam bagi mereka adalah siang hingga subuh menjelang ajak si Sintal pulang kandang
Langkah lelah vagina basah desahkan resah sampai kapan aku begini? Mencari sesuap melepas ikat hormat Melayani syahwat dngan syahwat agar tak melarat
Di depan rumah mewahnya resah pun punah berganti bunga-bunga indah dalam
Nurani yang terjepit tetap menjerit satu saat aku ‘
Di luar angin pagi cibirkan ejek dasar wanita ojek
Di luar
Di luar
Si Sintal memeluk bantal tulikan dengar hingga siang datang
010909
BACK TO FITRI[29]
Hari ini terhapus sudah wajah-wajah muram mereka
Yang ada hanya kamu dalam rekah pesona
Fitri
Aku ikrarkan setelah sebulan penuh pelajaran hanya engkaulah yang kuinginkan
Fitri
Tak harap lagi diri ‘tuk kotori hati maka sudilah kau hiasi hari sampai kumati
Fitri
Sambutlah kembaliku dekap erat tubuhku agar tak lagi ku khianati dirimu
Fitri
Maafkan khilaf karena ialah niscaya dari setiap manusia agar terucap back to Fitri
BAGIMU SASTRAMU BAGIKU SASTRAKU[30]
Di ‘Gunung Agung’ sebentar ku termenung
Menatap ratusan bahkan mungkin ribuan judul
Aku bingung
Bersama gontai Ramadhan stand sastra ku intai
Bukan apa-apa aku khawatir di sentak Chairil Anwar atau di jewer Musthofa Bisri
Dua judul kubuka ragu
Ah di mana sastraku berada? Apakah aku berbeda hingga adaku tiada?
Aku terpekur mundur sebelum maju teriak menyentak
Aku siap membaur siapa pun dirimu
Bagimu sastramu bagiku sastraku
11 Ramadhan ‘30H
JANGAN PAKSA AKU[31]
Kau fikir kau siapa menuntutku seenakmu
Aku memang lemah tapi bukan untuk kau perah
Aku memang di bawah tapi bukan untuk kau injak murah
Pergi kau cari si Lugu selainku
Aku bukan wanita dungu yang melulu turuti inginmu
Kutegaskan kau bukan satu-satunya lelaki
Aku tak butuh lelaki patriarki sok merajai wanita tak di hargai
Pergi enyah saja bersama paksamu dari muka bumi
310809
SI IMAN[32]
Kering tenggorokan perut keroncongan
Di sini hanya sendirian
Andai kuteguk segelas kulahap sepiring yakin tak ada yang menuding
Sayang si islamku di paksa dengarkan si iman bicara sementara si ihsan entah dimana tak terlihat batang hidungnya
10 Ramadhan ‘30H
RAMADHAN SINTA
Sinta sinta
Bagaimana bisa Ramadhanmu kau buat sia-sia?
Siang laparmu terhambur tidur tiada tafakkur
Malam kenyangmu basi di depan televisi tiada rindu kitab suci
Sinta lihat di cermin
Ramadhanmu tak cerahkan wajah
tak berpelajaran
hanya koleksikan judul-judul hiburan
sinetron bertopeng religi musik-musik yang bawa-bawa islami
Ramadhanmu gersang
Sayang sungguh sayang
Spiritmu terjepit menjerit kau asyik di buai Ifrit
Ciledug 11 Ramadhan ‘30H
WALIMAH TASMIYYAH MUSTAKMILAH[33]
Hujan do’a membasahiku dalam fitrah jiwa
Semua menyambutku bahagia saat cukur rambut beriring seintan nama
Sedekah aqiqah kukuhkan panjatan do’a
Terima kasih ayah bunda
Hari jum’at ini hari ke tujuh ramadhan ’30 Hijrah telah kalian kalungkan seindah nama Mustakmilah
Hai semua yang pandangi aku penuh ceria
atas doa kalian aku akan tumbuh sempurna menjadi gadis mulia
280809
‘TUK MALAM GELISAH
Kubelai awan hitam
Bisikkan tenang pada kegelisahan malam adakah purnama ‘
Bukankah gelapmu lebih indah saat purnama hadir menggoda mereka?
Ahh engkau
Siapa yang tak hendaki berhias bintang?
Gapai bintangmu pun kugapai bintangku lalu kita sandingkan pada rembulan
Sayang surya selalu mengintai ‘tuk pupuskan malam keindahan
10 Ramadhan ‘30H
BUKA KESELAMATAN ‘SELAMAT BERBUKA’
Kacang kolek pisang es campur es koktil onol-onol bubur sop ayam nasi campur
Semua siap di lahap
Tinggal hitungan menit santapan haram kala siang telah terhidang menantang
Perut siang yang terkekang telah sedia kembali menjadi gudang
Nafsu siang yang lemah terikat senja ini akan kembali menggeliat
Selamat berbuka shaimin shaimat
Bukalah keselamatan berbukalah dengan porsi yang sehat
250809
JANDA DAN SUFI GILA
Janda janda janda teriaknya
Dua tangan tengadah rambut gimbal serupa gembel kaos lusuh jeans belel
Janda janda janda teriaknya lagi
Jemari menari-nari isyarahkan arti yang tak di mengerti
Dalam pada itu ia berlari kesana kemari
Sedang sekeliling tertawa geli dasar gila
Si gembel seakan tak terima
Pekik jandanya semakin yakin
Lalu tiba-tiba tubuh cekingnya terjungkal
Bibirnya bergerak-gerak suarakan serak dan bumi tersentak usai menyimak
Ilahi Jadikan Aku Najat Dunia Akhirat
Suara pun hilang seiring ruh yang terbang
Segera sekitar berkerumun pandangi jijik mayat hina Sementara tak ada yang tahu siapa ia
240809
SI IMUT
Imut
Jangan buang senyum sembarangan
Kasihan semut bahkan garuda Sulaiman pun ‘
Imut
Simpan suara lembutmu baik-baik
Kasihan Ababil bahkan gajah Abrahah pun ‘
Imut
Tutupi tatapmu
Kasihan himar bahkan kuda perkasa pun ‘
Imut
Selimuti imutmu dari para Jalut hingga tiba sang David bersama Thalut
070909
MISTERI JODOH
Angin mana yang menerbangkanmu? Aceh bertemu Jawa Barat Lampung bersanding Jakarta Jerman memeluk
Siapa yang mengaturmu? Mesra sekian lama kandas kenal seminggu pelaminan menunggu
Siapa yang menatamu? Miskin dapatkan si kaya raja hendaki jelata jelita di sunting si buruk rupa
Kau memang misteri tak tersibak tak terjajak
Andai kau telah berkehendak lautan tak jadi halangan gunung tak membuat bingung
Tapi bukan hanya kau saja yang misteri
Semua yang tercipta adalah misteri
220809
OBAT UNTUK SI SOBAT
Demammu menjalar buat perasaanku gusar
Aku pernah berujar sobat adalah obat
Maka katakan padaku apa yang bisa kulakukan biar wajahnmu kembali segar?
Sobat
Sakitmulah sakitku jangan mengeluh
Deritamulah deritaku sabarlah dengan teguh
Berdirilah ambil air suci sentuh kalam ilahi
Wa idzaa maridltu fahuwa yasyfiin
Telanlah obat ini Robii syafaani
210809
SARWITI [34] 2
Mungkin lewat ini rindu terobati
Inilah pengundang untuk yang menghilang
penghadir jiwa yang tersatir
Sarwiti
Hanya engkau yang hiasi mimpi
Hanya engkau yang tak henti bernyanyi dalam hati
Ku ungkap ini agar kau mau kembali
Menjadi teman merajut harapan mengurai kegelisahan
Sarwiti
Nasehat-nasehatmu walau sering ku rasa jemu sungguh hidupkan hati yang mati
menyingkap sisi gelap
mengusir pandir saat sunyi
Sarwiti
Kita telah saling berjanji menjaga rahasia pribadi Siapamu tak ku ungkap
Pun siapaku hanya padamu terbuka lengkap
Chikal kau memang bengal
Ku ancam kau tak tenang saat aku kau tinggal dan kau tak percaya
Kini gundahmu hiasi hari
Harimu penuh serapah diri
Aku tak sudi kembali andai mereka tak kau usir pergi
Aku tak mau menemani orang yang di penuhi tamanni
Sekali lagi ini adalah peringatan yang kesekian kali
Aku tidak marah
Sekalipun marah maafku mudah
Perbaikilah diri aku janji ‘
Tatalah hati aku janji ‘
Tak perlu kau paksa aku tidaklah buta
Baiklah Sarwiti
Ku ikuti katamu tapi bantu aku agar mudah melangkah
Kulihat ia indah melambai di balik tirai
230809
MONASODREK[35]
Tak ada angin juga hujan
Di malam kesekian Ramadhan sepi tadarusan gaduh cekikikan tinggi Monas bisu menyaksikan
Tumpah ruah memoar silam beraduk planning-planning yang buat pening
Sodrek
Tiada iri padaku melihat tampak julangmu sekarang
Aku ikut senang tiada beda gayamu dulu dan sekarang
Hanya langkah panjang serta daya fikir yang semakin matang
Sodrek
Separuh mimpi telah terjangkau tapi engkau tetaplah engkau
Semoga sufimu semakin mengkilau dalam limpahan duniamu yang sorotkan silau
Monas, malam 24 Ramadhan ‘30H
[1] Di ambil dari istilah ABREHOM (sebutan untuk santri riyadloh yang tidak melakukan puasa mutih) yang ada di kalangan santri di pesantren Dar at-Tawwabin Panguragan Cirebon.
[2] ‘Dia’, al Quran. Untukku dan konco-konco yang lelah oleh ayat-ayat indah.
[3] Al-Quran.
[4] Judul ini di ambil dari salah satu bait doa dalam qosidah roiyyah yang berisi istighotsah dengan nama-nama pejuang badar
[5] ‘Dia’, nafsu gila perusak jiwa.
[6] Untuk dua sejoli yang belum terikat secara sah.
[7] Tingkat kecerdasan intelegensi.
[8] Tingkat kecerdasan emosi.
[9] Tingkat kecerdasan hati.
[10] Kecerdasan sirr al-qolbi (lubuk hati)
[11] Lihat
[12] Di ambil dari sebait tombo ati “moco quran angen-angen samaknane”.
[13] Nama salah satu timbangan lagu (Bahar) dalam ilmu ‘arudl.
[14] Salah seorang penyair arab tempo dulu. Nyanyian yang menjadi inspirasi puisi ini berbunyi; maa kullu maa yatamanna al-mar-u yudrikuhuu ♫ tajri ar-riyaahu bimaa laa tasytahi as-sufunu.
[15] Di sarikan dari Kasyifatussyaja karya Syekh Nawawi al-Bantani.hal 43
[16] Puisi ini di buat sebagai sikap atas berbagai ujian, musibah atau apapun yang tidak ku senangi.
[17] Bentuk jamak dari jamaanah, intan.
[18] Untuk segala keinginan dalam angan.
[19] Mu’tazilah, aliran teologi yang berpendapat bahwa segala perbuatan yang kita lakukan adalah atas upaya kita sendiri tanpa ada intervensi Tuhan.
[20] Jabbariyyah, aliran teologi yang berseberangan langsung dengan Mu’tazilah. Aliran ini mengatakan bahwa apapun yang kita lakukan adalah perbuatanTuhan. Bukan perbuatan kita.
[21] Asy’ariyyah, aliran teologi yang menengahi dua pendapat dari mu’taizlah dan jabbariyyah yang saling berseberangan. Aliran ini mencetuskan teori kasb untuk keluar dari dua pendapat yang di anggapnya ‘terlalu’.
[22] Untuk Neng Rahma, Mawaddah, Fa Muhammad dan semua para pendamba al-Quran.
[23] Doa-doa.
[24] Bentuk jamak dari ghair.
[25] Hati.
[26] Guncangan.
[27] Lihat
[28] Sansai, derita.
[29] SELAMAT HARI RAYA ‘IEDUL FITRI 1 Syawal 1430 H
[30] Puisi ini di tulis untuk menggairahkan rasa percaya diri yang ‘peluh’.
[31] Untuk kaum adam yang berhati padam.
[32] Untuk para pekerja lelah yang pusanya tidak kalah.
[33] Puisi ini di buat sebagai ungkapan rasa syukur atas terlahirnya putri ke enam guruku yang mulia pada tanggal 30 Sya’ban ‘30H..
[34] SARANA WISATA HATI
[35] Untuk sahabat lama ‘Sodrek’ Muhaimin Syah yang sedang kehujanan karunia Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar