Senin, 12 April 2010

chibrehom

CHIBREHOM[1]

Kau telah tahu seresep obat hati

Tapi seakan itu tak berarti

Kau terlantarkan hati hingga hampir mati

Dalam tubuh sehat kuat

Dalam perut gendut

Chikal Brengsek Hobi Makan

Kau tak beda dengan ayam peternakan

Sama saja dengan kambing anjing kucing atau serigala hutan

Chikal Brengsek Hobi Makan

Sampai kapan kau umbar keinginan?

Tak kau dengarkah

Sang teladan ikatkan batu saat tiga hari tak makan

AKU KAU DIA DAN MEREKA[2]

Demi dia

Kau usir aku

Demi dia

Ku usir kau

Tapi kenapa tak kita usir mereka?

Demi dia tak ada waktu untukku

Demi dia tak kusisihkan waktu untukmu

Tapi mengapa dengan mereka kita masih

leluasa bertemu

Demi dia tak ku buka dulu pintu untukmu

Demi dia kau lari dariku

Tapi kenapa sapa mereka kita balas tanpa ragu

Ah harusku

Tak kau tak pula mereka

Harusmu

Tak aku tak pula mereka

Semua untuknya

Demi dia tak ada aku atau kau

Apalagi mereka

Sebelum jadi dia

Dia Jadilah aku

Dia Jadilah kau

Maka kita bersama serta dia

TAPAK SABDA[3]

Masih jelas dalam telusur

Tapi pandang semankin mengabur

Jiwa jumawa cibirkan dusta

Tapak sabda dianggap tak beda

Dengan rangkai kata para pujangga

Dan di ubah seenaknya

Di anggap tak lebih dari karya sastra

Tak lepas dari alpa kata

Hei tak kau bacakah?

Beranikah kau jawab tantangannya

Fa’tuu bisurotin min mitslih


Lalu kenapa masih ragu?


Kenapa kau anggap ia bukan kalam ilahi

Ah dirimu

Berotak cerdas berhati tak waras


140809

MERDEKA!

Tak ada yang boleh menuntutku kecuali Dia

Tak ada yang boleh memaksaku kecuali Dia

Tak ada yang boleh menjajahku kecuali Dia

Tak ada selain Dia yang ku sembah cinta

Tak kau

Tak mereka

Tak pula aku sendiri

Rabbi

Merdekalah aku dari siapapun selain Engkau

Ku tebus diri dari selain Engkau

150809

17 AGUSTUS

Terima kasih para pejuang

Semoga terbalas jasamu

Dengan nikmat yang tak semu

Indonesia..

Derajat telah terangkat

Jangan buat juang mereka terbuang

Tunjukkan bukti bakti

Teruskan langkah yang masih tertatih

Indonesia..

Merdekamu berharga nyawa

Bisakah kau isi dengan tanpa jumawa

Kau isi dengan tambah wibawa

Indonesia..

Dengarkan seruan mereka

Kuhadiahkan untukmu merdeka

Maka jangan kau buat aku menutup muka

Mengisinya penuh durhaka

Aku tak pernah rela bahkan akan sangat murka

Ila arwaahi para pejuang kemerdekaan Indonesia Al-fatihah

150809

AL-MALAALAH WA AD-DOJAR [4]

Matilah himmahku saat ia mencakar

Suntuk penat bosan

Kau tahu kapan dia datang?

Kau tahu kenapa dia bertandang?

Kucari dalam diri

Dan ku mengerti

Dia datang saat kau undang

Kau undang dia saat waktu banyak terbuang

Kau undang dia saat kau biarkan angan melayang

Ku pelajari beratus hari

Jelas ia tak mau bertamu

Saat ku paksa diri lelah di majlis ilmu

Malalah pergilah..!

Dlojar enyah kau ku hajar..!

140809

SAKSI PUISI

Sinis mereka bertanya padaku

Untuk apa kau buang waktu mengukir kata?

Tatap benci mereka sadis mencaci

Sampah bualan!

Kutanya diri untuk apa?

Adakah itu sungguh berarti?

Apa yang kau cari?

Diri membuka lembar pertama

Saat mula pena ku peluk

Tak ada yang kutuju

Selain membuat saksi bisu

Tak ada yang kucari

Selain teman kepenatan

Lembar kedua

Pena yang ku peluk tawarkan harga

Aku pun tergoda

Pena semakin erat kugenggam

Demi selintas bayang uang

Ternyata bayangan serupa khayalan

Tak menjadi kenyataan

Lembar ketiga

Penaku bukan hanya teman kepenatan

Bukan juga lahan penghasilan

Dia adalah saksi diri

Sebelum ku di persaksikan

Kutanya penaku

Kenapa harus puisi?

Halus dia berbisik

Tanyalah sendiri

Kuhampiri cantik puisi

Lalu

Dalam rona merah pipi

Bibir seksinya bernyanyi

Padaku ada indah

Padaku ada penawar susah

Padaku kau bisa sisipkan pengaduan ajukan permohonan tunjukkan pemberontakan

Kutanya bagaimana dengan mereka?

Dia menjawab tegas

Untuk apa kau peduli mereka

Akulah saksi antara kau dan Dia

Kenapa harus kau lirik mereka

Jalan padaNya tak harus sama

Kenapa harus selalu sama dengan mereka

Bukankah kita tercipta dengan potensi berbeda?

Kutatap cantik puisi

Apa yang harus kulakukan padamu?

Bibirnya kembali bernyanyi

Buatlah aku semakin berisi

Dengan fakta nyata dalam diri

150809

DIA[5] TELAH MATI[6]

Mesra tak pantas telah bias

Sebentar hadir mengukir pandir

Kini dia telah mati

Berganti sejernih hati

Membawa cinta yang lebih sarat isi

Sejenak renung menyesak

Angin gemerisik berbisik

Hati-hatilah

Talbis iblis berloncatan lincah

Jamgan kau hidupkan diamu lagi

Jika enggan terluka lebih parah

Aku tersenyum terima kasih

Dia telah mati

Tak boleh hidup lagi sebelum restu suci

Dia telah mati

Di bantai sadar akal

150809

KAU BUKAN KELEDAI

Luthfi

Mana IQ[7]mu?

Mana EQ[8]mu?

Mana SQ[9]mu?

Mana intuisi[10]mu?

Kau bukan keledai dalam matsal ayat al-Jumu’ah [11]bukan?

Atau memang engkaukah yang hanya menumpuk ilmu

lalu tak mau tahu dan pura-pura tak tahu?

IQ semakin kau tumpulkan oleh bertumpuk hiburan

EQ kau bekukan dengan dingin kepongahan

SQ kau matikan dengan pembangkangan

Intuisi kau berangus dengan kelalaian

Luthfi

Kau bukan keledai

Kau tuliskan mutiaraku

Nyata belum juga kau tata tingkah laku

Aku tertunduk malu

Ku jawab ragu dan gagu

Chikal

Aku belum bisa turuti nasehatmu

Mungkin nanti semoga

150809

SYIFA[12]

Intuisiku tak lagi tajam

Tertutup awan hitam

SQku melemah

Ragu menjangkiti qalbu

EQku mati kaku

Tertancap panah beracun pongah

IQku melamban

Hiburan terlalu banyak kutelan

Bagaimana ini Kawan?

Aku lari

Pak tua berjanggut putih kuhampiri

Sarung lusuhnya kutarik penuh iba diri

Penuh lembut dia berujar

Lut iqroilquran

Obat segala yang kau keluhkan

Kusungging senyum

Terima kasih Yai

Kulari lagi

Mushaf suci kudekati

Ah penuh duri

Kucicipi

Akh pahit sekali

Aku mundur teratur hendak kabur

Pak tua menegur

Lut sabarlah untuk bisa merasakan halus dan manisnya

150809

RAYUAN MALAM

Malamku lembut berbisik

Aku rindu

Sedikit kucubit ia sebelum datang enggan

Sewajah tanya pun terisak sendu

Apa yang terjadi padamu?

Aku menggeleng entah

Lalu ia merayuku tanpa malu

Hai..

Sepertigaku penuh rohmah

Tak maukah kau menjemputnya?

Aku mengangguk lemah

Baiklah

Di sehampar sajadah tangan tengadah harapkan ijabah

Ilahi

Mudahkan aku menuju nurMu

Limpahkan padaku rohmahMu

Kulihat malam kerlingkan mata seakan berkata

Aku takkan berhenti merayu

Agar tak jemu kau mengisiku dengan lantunan ilmu

Agar tak bosan kau menghiasiku dengan kidung ayat keindahan

160809

ANGIN TAK SEARAH ANGAN

Lantun Basit[13] Mutanabbi[14] menyentak diri yang terus berontak

Diri yang sedang lupa seakan siap menentang siapa saja

Bahkan Tuhan

Perlahan diri merenungi

Memang cita-cita dan rencana boleh di tata

Sekarang begini besok begitu tapi pastikah itu?

Kukidung ulang dalam cuaca mendung

Kembali ia meresap

Memang

Sadar takdir tak boleh pudar

Sertai diri mengejar ingin

Sadarku sedikit memulih

Ya

Angin seringkali tak bersetuju dengan arah perahu

Maka ingin pun tak selalu terlaksana

Kulangkah kaki tanpa goyah

Menata rencana

Hati kukuh berkata

Semua ketentuan telah tertinta

Langkahmu hanya jalani tugas semata

Berhasil atau nihil bukan urusan kita

Angin

Bertiuplah searah angan

Itu yang kuingin

Andai kau enggan

Kuarahkan angan searah inginmu dengan hati tetap dingin

Curug Sawer 180809

PERENUNGAN

Aku terpaku mengiblat

Hening hingga sebisik suara datang mengaku sebagai obat

Kusimak ia

Berapa kali sudah kukatakan padamu

Lahir adalah cermin batin

Ketika lahirmu tak patuh

Nyata batinmu keruh

Ketika batinmu gelisah

Lahirmu pun berkeluh kesah

Kutanya aku harus bagaimana?

Tolol..! jawabnya

Andai kau mau tenang dalam lingkar pelajar

Jangan biarkan hatimu bergaul dengan mereka yang kurang ajar

Andai kau mau tenang dalam dosa

Jangan biarkan hatimu mendengar ancaman bagi para pendurhaka

Kau bebas memilih

Ingin tenang dalam hal apa

180809

AKU DAN ANJING[15]

Anjing

Kau selalu lapar

Sedangkan aku?

Ah kau lebih serupa dengan para solih

Anjing

Kau hanya sebentar tidur malam

Sementara aku?

Ah kau lebih dekat dengan golongan mutahajjid

Anjing

Kau sangat setia pada tuanmu

Sementarra aku?

Nyata kau lebih mirip para siddiq

Anjing

Matimu tak tinggalkan warisan

Mirip para zahid

Anjing

Kau tak pernah peduli tempat

Selalu terima apa adanya

Anjing

Kau hanya menatap tanpa meminta

Nyata aku?

Kau lebih berakhlak masakin

Anjing

Saat dilempar dan di usir

Kau tak marah juga tidak dengki

Sedang aku?

Anjing

Kau selalu mengalah

Sedangkan aku?

Kau lebih dekat para hamid

Anjing

Kau merasa cukup dengan satu pemberian

Sedang aku?

Kau lebih qona’ah

Anjing

Kemana saja kau pergi

Tak pernah kau bawa bekal

Sedang aku?

Nyata kau lebih tawakkal

Anjingku

Kemarilah kudekap

Ajari aku sifat-sifat muliamu

180809

AKU BUKAN PLAGIATOR

Aku ya aku

Bukan kau bukan dia bukan pula mereka

Tak seperti kau tak seperti dia tak seperti mereka

Andai sekali aku kau

Andai kapan aku dia

Andai satu saat aku mereka

Anggaplah itu kebetulan belaka

kalaupun aku serupa kau

Setingkah dia

Segaya mereka mereka

Itu tak ku sengaja

Aku ya aku

Begini adaku

Tak ada yang ku reka-reka

Tiada kedok tutupi bobrok

Tanpa topeng penyamar coleng atu tameng penadah salah

Aku ya aku

Tak mau membeo apalagi di anggap pembeo

Aku ya aku

Tak peduli bagaimana penilaianmu

Tak ambil pusing puji pun caci mereka

Maka jangan kau keliru

190809

SAPA SEGELAS KOPI PANAS[16]

Selamat pagi Fie

Pujilah Dia atas nikmatku

Bersama surya yang start bersinar

Bersama tatap segar tubuh bugar

Panasku ‘kan menyentak otak mengajaknya berjingkrak

Pahitku ‘kan asah rasa

Hitamku ‘kan tajmkan pandangan

Sentuh panasku dengan bibir dingin

Cicipi pahitku dengan lidah manis sangka

Tatap hitamku dengan bening mata jiwa

Ku jamin hari-harimu di penuhi juman[17]

Ku yakin detik-detikmu menjadi barang antik

Kau takkan lagi picik apalagi keliru sudut pandang sekali lagi selamat pagi dan tentu saja selamat mengkaji

150809

TUAN RAMADHAN

Eh kamu

Mari masuk silahkan duduk

Sudah siapkah dengan latihan yang kusiapkan?

Perut farji tangan kaki mulut mata telinga hati

Semua harus kau awasi di rumahku ini

Rumah ini kusiapkan bukan untuk mayat-mayat

Aku terhenyak

Tuan Ramadhan bagaimana kau melihatku?

Bisakah aku betah sebulan di rumahmu?

Si Tuan menjawab

Iman yang membawamu datang kemari

Islam yang akan membuatmu nyaman di sini

Ihsan yang akan membuatmu berusaha membuat segala suasana seperti di rumah ini

Tuan apakah ketiganya ada padaku?

Sebentar si Tuan diam

Tanyalah dirimu sendiri ujarnya seraya suguhkan kopi pahit

210809

SUNGGUH[18]

Sungguhku telah singgah di teras rencana sebelum tunggu memaksaku anggukan dagu

Tapi ragu suntikkan ganggu adakah sungguhmu seumpamaku?

Kutanya pelan rembulan di balik awan

Ia pun layangkan bisikan “serahkan urusan ini pada Tuhan”

Kutajamkan tatap

Heh kau fikir aku tak mengerti hal itu

Kutegaskan padamu

Itu bukan ‘tuk di ucap lahirkan

Lahirmu Mu’tazilah[19] batinmu Jabbariyyah[20] maka kaulah Asy’ariyyah[21]

Rembulan pun tergagap lalu hendak lari

Mau kemana kau? Pekikku mencekal

Dengar! Aku tak butuh ucap lahir itu

Sungguh yang singgah akan lebarkan langkah

Andai sungguh apapun di tempuh

270809

Pa_Bu_A_Ran [22]

Pagi buta

Saat masih berat mata

Serak kudengar suara sobat lantunkan ayat-ayat

Begitu meresap dalam senyap

Saat ayat rohmat hati meminta penuh harap

Saat ayat adzab dia kalap

Saat ayat hukum dia manggut mafhum

Saat ayat kisah dia petik ibrah

Pagi buta asyiknya Quran

Kapan itu kurasakan?

Pagi buta asyiknya Quran

Kapan itu menjadi kerinduan?

Pagi buta asyiknya Quran

Kapan itu terasa lebih asyik dari bercakap lewat seluler dengan tarif gratisan? Dari berpacaran?

Kapan Chikal?

050909

SHOLAWAT[23] RAKYAT ‘TUK PARA PEJABAT

Tuhanku

Jadikan ini sebagai obat

Penyubur taat kami sebagai rakyat

Penyembuh jiwa kami para pejabat

Tuhanku

Pejabat kami orang-orang hebat

Pejabat kami orang-orang kuat

Tega melihat rakyat sekarat

Maka buatlah mereka lebih kuat dan hebat dengan hati yang tak terselimut pekat

Tuhanku

Pejabat kami orang-orang tangguh

Pejabat kami orang-orang kukuh

Tak peduli pada rakyat yang mengeluh

Maka buatlah mereka semakin kukuh dan tangguh dengan hati yang mudah tersentuh

Tuhanku sampaikan sholawat rakyat ini pada mereka para pejabat terhormat

210809

AKU BILANG JUGA APA

Aku bilang juga apa jangan kemaruk sekarang baru kau tahu kenapa

Aku bilang juga apa jangan turuti sekarang baru kau tahu kenapa

Aku bilang juga apa patuhi sekarang baru kau tahu kenapa

Aku bilang juga apa sedang-sedang saja sekarang baru kau tahu kenapa

Aku bilang juga apa tuluskan sekarang baru kau tahu kenapa

Aku bilang juga apa hindari sekarang baru kau tahu kenpa

Aku bilang juga apa fahami apa yang ku bilang biar seketika kau tahu kenapa

Ah dasar kau

Tapi tak apa

Kalau tak begitu hidup hampa tanpa hias alpa

Eeh segera perbaiki

Jangan lena dalam lupa

Tuh kan aku bilang juga apa sudah mati baru tahu rasa

100909

TULIS SATU LAGI

Neng aku lupa

tulis satu lagi ‘Q’ engkau idaman

Neng aku lupa

tulis satu lagi ‘U’ engkau impian

Neng aku lupa

tulis satu lagi ‘R’ engkau pujaan

Neng aku lupa

tulis satu lagi ‘A’ engkau harapan

Neng aku lupa

tulis satu lagi ‘N’ engkau keindahan

Neng aku lupa

tulis satu lagi ‘Q’ ‘U’ ‘R’ ‘A’ ‘N’ jangan tinggalkan aku

Neng aku lupa

tulis satu lagi ‘Q’ ‘U’ ‘R’ ‘A’ ‘N’ terima kasih sedia setia

Neng aku lupa

tulis satu lagi ‘Q’ ‘U’ ‘R’ ‘A’ ‘N’ aku merana tak di sampingmu

Neng aku lupa

jangan lupa judulnya TULIS SATU LAGI

100909

ITU ARTINYA

Itu artinya kita harus banyak berterima kasih

Itu artinya kita harus banyak meraba diri

Itu artinya masih banyak yang peduli pada kita

Itu artinya kita tak perlu memelihara dengki

Itu artinya jiwa kita masih mentah

Itu artinya hati kita masih tersentuh cinta

Itu artinya kau masih belum benar pasrah

Itu artinya diri belum sadar akan lemah

Itu artinya cari saja yang kau mampu

Ini artinya banyak sekali hal yang belum kita artikan

080909

JADI

Jadi kenapa harus melarikan diri

Jadi tak usahlah bermuka masam

Jadi buat apa panas hati

Jadi apa yang kau dapat dari kepalkan tangan

Jadi perbaiki saja dirimu

Jadi baguslah malu asal tak buat malu

Jadi dirimu adalah dirimu sekarang

Jadi kenapa kamu masih bermalas-malasan

Jadi kapan kita mau berubah polah

Jadi masih adakah tempat yang aman untuk berbuat jahat

Jadi memang terlalu banyak kesimpulan yang kita dapatkan hingga bingung dalam merealisasikan

Jadi gimana sekarang?

080909

MENURUT SAYA

Menurut saya

Tak usahlah ribut berebut perang mulut

Maju jika mampu mundur tak perlu di gusur

Menurut saya

Biarkan dulu mereka lakukan tugas

Agar mereka merasa luas

Menurut saya

Perbaiki saja diri tak perlu ingin di tiru apalagi berharap di gemari

Menurut saya

Keluarkan saja jangan di tahan biar tak jadi beban apapun ungkapkan biar mereka mengerti keadaan

Menurut saya

Perlakukan dirimu sebagai apa dirimu tak harus ikut menurut saya

Toh kamu juga punya menurut saya

070909

POTRETMU

Kupajang tapi hati tetap gersang

Kubingkai tapi jiwa tetap lunglai

Kuindah-indah tapi hati tetap gundah

Terlalu tinggi dinding lahir

Terlalu tebal kabut menyelimut

Apalah sebatas lahir walau itu tak boleh di pungkir

Apalah sebatas lafadz walau itu tak boleh di lepas

Aku ingin potretmu tergambar tanpa lagi pudar di hati yang telanjang dari aghyar [24]

Aku ingin poteretmu segarkan jiwa biar tak lagi jumawa

Aku ingin potretmu tak cuma jadi khayalan cicak dinding

Guru jika harapku tak berjawab aku tak ingin tahu kapankah itu

070909

RA_hma JAGA LU_thfi H_akimku

Sobatku Rahma

Gemericik hujan basahi lisan

Ia yang kelu kedinginan gigilkan pesan

Jaga Luthfi Hakimku

Ia pemuda berantakan buta tuntunan tak taat aturan

Nasehati dia dengan kelembutan

Tuturi penuh kebijakan

Semoga ia mau mendengarkan

Jangan pernah tertipu oleh manisnya bibir

Aku tahu jiwanya masih sangat getir lakunya masih demikian pander

Kasihani dia dengan sejuta cinta agar mau mendekati sang Maha cinta

Jangan segan apalagi enggan andai meemang kau berbelas kasihan

Mungkin tak lama lagi ia mati bersama jiwa yang gersang

050909

MEDITASI PUISI

Hening

Hanya asma mulia yang bergetar-getar dalam dada

Sang lisan pun pelan-pelan ikuti kemana ayunan janan[25]

Mata terpejam nyalakan lentera

Sayup aneka suara bisiki telinga entah milik siapa

Tubuh ini tiba-tiba menari sendiri

Dimana aku?

Asap putih menyelimut

Segera kubuka mata padamkan lentera

Kulihat diriku masih tegak bersila tak kemana-mana hanya di kamar ini sejak satu setengah jam yang lalu

050909

GEMPA 12 PUASA

Masyaallah lagi gempa menimpa

Tasik Bandung berkabung

Cianjur Ciamis menangis

Jawa Barat terperanjat

Bangunan memuing nyawa tinggalkan raga pilu selimuti rasa

Inikah permulaan zilzal[26]mu bumi? Inikah awal muntahmu? Sehingga kami semua harus bertanya kamu kenapa? Inikah awal hari yang pasti datang itu?[27]

Tidak Ilahi

Kami semua masih bersujud padaMu

Jangan dulu Kau datangkan walau hanya sebatas tanda mula

Astghfirullah innalillah la haula wala quwwata illa billah

030909

SI SANSAI[28]

Di tepian kota di sudut angkuhnya setatap mata

Bocah ceking pipi cekung mata juling gontai melangkah memilah sampah

Bibirnya tak henti gemataran mungkin karena lapar yang di tahan

Lelah memaksanya selonjor bertikar tanah

Adzan dzuhur dari TOA menyelinap telinga yang basah nanah

Ia tak acuh saja

Si Sansai kembali melangkah lunglai mengais sampah berharap ada sisa makanan dari si Tuan Pongah

Chi tak inginkah kau berbagi dengan mereka?

13 Ramadhan ‘30H

RATAPAN SI SINTAL NAKAL

Di keremangan si Sintal nakal mangkal cari penghasilan

Wajah-wajah bedak tebal sama saling beraksi mengail si Bapak Royal dan Abang berkantong tebal

Malu dan nista dianggap hanya celoteh orang-orang sok soleh

Malam bagi mereka adalah siang hingga subuh menjelang ajak si Sintal pulang kandang

Langkah lelah vagina basah desahkan resah sampai kapan aku begini? Mencari sesuap melepas ikat hormat Melayani syahwat dngan syahwat agar tak melarat

Di depan rumah mewahnya resah pun punah berganti bunga-bunga indah dalam gaya hidup wah

Nurani yang terjepit tetap menjerit satu saat aku ‘kan bertobat

Di luar angin pagi cibirkan ejek dasar wanita ojek

Di luar sana embun pagi aminkan sejuk semoga taubatmu tak terlambat

Di luar sana kokok si jago menyeru segeralah bertobat jangan ragu

Si Sintal memeluk bantal tulikan dengar hingga siang datang

010909

BACK TO FITRI[29]

Hari ini terhapus sudah wajah-wajah muram mereka

Yang ada hanya kamu dalam rekah pesona

Fitri

Aku ikrarkan setelah sebulan penuh pelajaran hanya engkaulah yang kuinginkan

Fitri

Tak harap lagi diri ‘tuk kotori hati maka sudilah kau hiasi hari sampai kumati

Fitri

Sambutlah kembaliku dekap erat tubuhku agar tak lagi ku khianati dirimu

Fitri

Maafkan khilaf karena ialah niscaya dari setiap manusia agar terucap back to Fitri

BAGIMU SASTRAMU BAGIKU SASTRAKU[30]

Di ‘Gunung Agung’ sebentar ku termenung

Menatap ratusan bahkan mungkin ribuan judul

Aku bingung

Bersama gontai Ramadhan stand sastra ku intai

Bukan apa-apa aku khawatir di sentak Chairil Anwar atau di jewer Musthofa Bisri

Dua judul kubuka ragu

Ah di mana sastraku berada? Apakah aku berbeda hingga adaku tiada?

Aku terpekur mundur sebelum maju teriak menyentak

Aku siap membaur siapa pun dirimu

Bagimu sastramu bagiku sastraku

11 Ramadhan ‘30H

JANGAN PAKSA AKU[31]

Kau fikir kau siapa menuntutku seenakmu

Aku memang lemah tapi bukan untuk kau perah

Aku memang di bawah tapi bukan untuk kau injak murah

Pergi kau cari si Lugu selainku

Aku bukan wanita dungu yang melulu turuti inginmu

Kutegaskan kau bukan satu-satunya lelaki

Aku tak butuh lelaki patriarki sok merajai wanita tak di hargai

Pergi enyah saja bersama paksamu dari muka bumi

310809

SI IMAN[32]

Kering tenggorokan perut keroncongan

Di sini hanya sendirian

Andai kuteguk segelas kulahap sepiring yakin tak ada yang menuding

Sayang si islamku di paksa dengarkan si iman bicara sementara si ihsan entah dimana tak terlihat batang hidungnya

10 Ramadhan ‘30H

RAMADHAN SINTA

Sinta sinta

Bagaimana bisa Ramadhanmu kau buat sia-sia?

Siang laparmu terhambur tidur tiada tafakkur

Malam kenyangmu basi di depan televisi tiada rindu kitab suci

Sinta lihat di cermin

Ramadhanmu tak cerahkan wajah

tak berpelajaran

hanya koleksikan judul-judul hiburan

sinetron bertopeng religi musik-musik yang bawa-bawa islami

Ramadhanmu gersang

Sayang sungguh sayang

Spiritmu terjepit menjerit kau asyik di buai Ifrit

Ciledug 11 Ramadhan ‘30H

WALIMAH TASMIYYAH MUSTAKMILAH[33]

Hujan do’a membasahiku dalam fitrah jiwa

Semua menyambutku bahagia saat cukur rambut beriring seintan nama

Sedekah aqiqah kukuhkan panjatan do’a

Terima kasih ayah bunda

Hari jum’at ini hari ke tujuh ramadhan ’30 Hijrah telah kalian kalungkan seindah nama Mustakmilah

Hai semua yang pandangi aku penuh ceria

atas doa kalian aku akan tumbuh sempurna menjadi gadis mulia

280809

‘TUK MALAM GELISAH

Kubelai awan hitam

Bisikkan tenang pada kegelisahan malam adakah purnama ‘kan enyahkan bintang-bintang?

Bukankah gelapmu lebih indah saat purnama hadir menggoda mereka?

Ahh engkau

Siapa yang tak hendaki berhias bintang?

Gapai bintangmu pun kugapai bintangku lalu kita sandingkan pada rembulan

Sayang surya selalu mengintai ‘tuk pupuskan malam keindahan

10 Ramadhan ‘30H

BUKA KESELAMATAN ‘SELAMAT BERBUKA’

Kacang kolek pisang es campur es koktil onol-onol bubur sop ayam nasi campur

Semua siap di lahap

Tinggal hitungan menit santapan haram kala siang telah terhidang menantang

Perut siang yang terkekang telah sedia kembali menjadi gudang

Nafsu siang yang lemah terikat senja ini akan kembali menggeliat

Selamat berbuka shaimin shaimat

Bukalah keselamatan berbukalah dengan porsi yang sehat

250809

JANDA DAN SUFI GILA

Janda janda janda teriaknya

Dua tangan tengadah rambut gimbal serupa gembel kaos lusuh jeans belel

Janda janda janda teriaknya lagi

Jemari menari-nari isyarahkan arti yang tak di mengerti

Dalam pada itu ia berlari kesana kemari

Sedang sekeliling tertawa geli dasar gila

Si gembel seakan tak terima

Pekik jandanya semakin yakin

Lalu tiba-tiba tubuh cekingnya terjungkal

Bibirnya bergerak-gerak suarakan serak dan bumi tersentak usai menyimak

Ilahi Jadikan Aku Najat Dunia Akhirat

Suara pun hilang seiring ruh yang terbang

Segera sekitar berkerumun pandangi jijik mayat hina Sementara tak ada yang tahu siapa ia

240809

SI IMUT

Imut

Jangan buang senyum sembarangan

Kasihan semut bahkan garuda Sulaiman pun ‘kan kelabakan

Imut

Simpan suara lembutmu baik-baik

Kasihan Ababil bahkan gajah Abrahah pun ‘kan jungkir balik

Imut

Tutupi tatapmu

Kasihan himar bahkan kuda perkasa pun ‘kan jadi dungu

Imut

Selimuti imutmu dari para Jalut hingga tiba sang David bersama Thalut

070909

MISTERI JODOH

Angin mana yang menerbangkanmu? Aceh bertemu Jawa Barat Lampung bersanding Jakarta Jerman memeluk Indonesia

Siapa yang mengaturmu? Mesra sekian lama kandas kenal seminggu pelaminan menunggu

Siapa yang menatamu? Miskin dapatkan si kaya raja hendaki jelata jelita di sunting si buruk rupa

Kau memang misteri tak tersibak tak terjajak

Andai kau telah berkehendak lautan tak jadi halangan gunung tak membuat bingung

Tapi bukan hanya kau saja yang misteri

Semua yang tercipta adalah misteri

220809

OBAT UNTUK SI SOBAT

Demammu menjalar buat perasaanku gusar

Aku pernah berujar sobat adalah obat

Maka katakan padaku apa yang bisa kulakukan biar wajahnmu kembali segar?

Sobat

Sakitmulah sakitku jangan mengeluh

Deritamulah deritaku sabarlah dengan teguh

Berdirilah ambil air suci sentuh kalam ilahi

Wa idzaa maridltu fahuwa yasyfiin

Telanlah obat ini Robii syafaani

210809

SARWITI [34] 2

Mungkin lewat ini rindu terobati

Inilah pengundang untuk yang menghilang

penghadir jiwa yang tersatir

Sarwiti

Hanya engkau yang hiasi mimpi

Hanya engkau yang tak henti bernyanyi dalam hati

Ku ungkap ini agar kau mau kembali

Menjadi teman merajut harapan mengurai kegelisahan

Sarwiti

Nasehat-nasehatmu walau sering ku rasa jemu sungguh hidupkan hati yang mati

menyingkap sisi gelap

mengusir pandir saat sunyi

Sarwiti

Kita telah saling berjanji menjaga rahasia pribadi Siapamu tak ku ungkap

Pun siapaku hanya padamu terbuka lengkap

Chikal kau memang bengal

Ku ancam kau tak tenang saat aku kau tinggal dan kau tak percaya

Kini gundahmu hiasi hari

Harimu penuh serapah diri

Aku tak sudi kembali andai mereka tak kau usir pergi

Aku tak mau menemani orang yang di penuhi tamanni

Sekali lagi ini adalah peringatan yang kesekian kali

Aku tidak marah

Sekalipun marah maafku mudah

Perbaikilah diri aku janji ‘kan kembali

Tatalah hati aku janji ‘kan setia menemani

Tak perlu kau paksa aku tidaklah buta

Baiklah Sarwiti

Ku ikuti katamu tapi bantu aku agar mudah melangkah

Kulihat ia indah melambai di balik tirai

230809

MONASODREK[35]

Tak ada angin juga hujan

Di malam kesekian Ramadhan sepi tadarusan gaduh cekikikan tinggi Monas bisu menyaksikan

Tumpah ruah memoar silam beraduk planning-planning yang buat pening

Sodrek

Tiada iri padaku melihat tampak julangmu sekarang

Aku ikut senang tiada beda gayamu dulu dan sekarang

Hanya langkah panjang serta daya fikir yang semakin matang

Sodrek

Separuh mimpi telah terjangkau tapi engkau tetaplah engkau

Semoga sufimu semakin mengkilau dalam limpahan duniamu yang sorotkan silau

Monas, malam 24 Ramadhan ‘30H



[1] Di ambil dari istilah ABREHOM (sebutan untuk santri riyadloh yang tidak melakukan puasa mutih) yang ada di kalangan santri di pesantren Dar at-Tawwabin Panguragan Cirebon.

[2] ‘Dia’, al Quran. Untukku dan konco-konco yang lelah oleh ayat-ayat indah.

[3] Al-Quran.

[4] Judul ini di ambil dari salah satu bait doa dalam qosidah roiyyah yang berisi istighotsah dengan nama-nama pejuang badar

[5] ‘Dia’, nafsu gila perusak jiwa.

[6] Untuk dua sejoli yang belum terikat secara sah.

[7] Tingkat kecerdasan intelegensi.

[8] Tingkat kecerdasan emosi.

[9] Tingkat kecerdasan hati.

[10] Kecerdasan sirr al-qolbi (lubuk hati)

[11] Lihat surat al-Jumu’ah ayat 5.

[12] Di ambil dari sebait tombo ati “moco quran angen-angen samaknane”.

[13] Nama salah satu timbangan lagu (Bahar) dalam ilmu ‘arudl.

[14] Salah seorang penyair arab tempo dulu. Nyanyian yang menjadi inspirasi puisi ini berbunyi; maa kullu maa yatamanna al-mar-u yudrikuhuu ♫ tajri ar-riyaahu bimaa laa tasytahi as-sufunu.

[15] Di sarikan dari Kasyifatussyaja karya Syekh Nawawi al-Bantani.hal 43

[16] Puisi ini di buat sebagai sikap atas berbagai ujian, musibah atau apapun yang tidak ku senangi.

[17] Bentuk jamak dari jamaanah, intan.

[18] Untuk segala keinginan dalam angan.

[19] Mu’tazilah, aliran teologi yang berpendapat bahwa segala perbuatan yang kita lakukan adalah atas upaya kita sendiri tanpa ada intervensi Tuhan.

[20] Jabbariyyah, aliran teologi yang berseberangan langsung dengan Mu’tazilah. Aliran ini mengatakan bahwa apapun yang kita lakukan adalah perbuatanTuhan. Bukan perbuatan kita.

[21] Asy’ariyyah, aliran teologi yang menengahi dua pendapat dari mu’taizlah dan jabbariyyah yang saling berseberangan. Aliran ini mencetuskan teori kasb untuk keluar dari dua pendapat yang di anggapnya ‘terlalu’.

[22] Untuk Neng Rahma, Mawaddah, Fa Muhammad dan semua para pendamba al-Quran.

[23] Doa-doa.

[24] Bentuk jamak dari ghair.

[25] Hati.

[26] Guncangan.

[27] Lihat surat al-Zalzalah.

[28] Sansai, derita.

[29] SELAMAT HARI RAYA ‘IEDUL FITRI 1 Syawal 1430 H

[30] Puisi ini di tulis untuk menggairahkan rasa percaya diri yang ‘peluh’.

[31] Untuk kaum adam yang berhati padam.

[32] Untuk para pekerja lelah yang pusanya tidak kalah.

[33] Puisi ini di buat sebagai ungkapan rasa syukur atas terlahirnya putri ke enam guruku yang mulia pada tanggal 30 Sya’ban ‘30H..

[34] SARANA WISATA HATI

[35] Untuk sahabat lama ‘Sodrek’ Muhaimin Syah yang sedang kehujanan karunia Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar